Eksistensi program studi (prodi) Pendidikan Teknologi Agroindustri (PTAg) menjadi suatu peluang sekaligus tantangan bagi perkembangan pendidikan kejuruan di Indonesia khususnya pendidikan kejuruan bidang keahlian agrobisnis dan agroindustri. Peluang besar yang dimiliki prodi PTAg ditinjau dari kebutuhan tenaga pendidik SMK agrobisnis agroindustri di masa mendatang, dimana rencana jangka panjang Dikmenjur Indonesia pada 2020-2025 adalah penyelenggaran pendidikan menengah dengan rasio SMK: SMA sebesar 70:30. Selain itu, LPTK (lembaga pendidikan tenaga kependidikan) yang mencetak guru SMK agroindustri di Indonesia masih sangat langka. Prodi PTAg FPTK UPI merupakan prodi pelopor yang memiliki tujuan mencetak lulusan yang memiliki kompetensi sebagai guru produktif di SMK agrobisnis.
Tantangan yang dihadapi prodi PTAg adalah bagaimana dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik juga kompetensi profesional sebagai guru produktif yang harus beberapa langkah lebih maju daripada siswanya. Penyelenggaraan pendidikan di SMK berbeda dengan SMA karena siswa SMK diarahkan untuk siap dan terampil bekerja sesuai keahliannya. Oleh karena itu, lulusan prodi PTAg dituntut untuk memahami pengetahuan-pengetahuan dasar dalam bidang agroindustri juga keterampilan-keterampilan dalam pengoperasian alat mesin di industri sebagai unsur-unsur dalam kompetensi profesional di bidang agroindustri agar kompeten sebagai guru yang kelak akan mendidik siswa-siswa yang siap bekerja di agroindustri. Selain itu, lulusan prodi PTAg sudah selayaknya memahami ilmu-ilmu pedagogik dan psikologi perkembangan peserta didik agar terampil dalam mengelola pembelajaran di kelas dan mendidik siswanya. Kompetensi lain yang harus dimiliki lulusan prodi PTag adalah kepribadian dimana ia harus memiliki integritas yang tinggi, inisiatif, attitude yang baik, terbiasa bekerjasama dalam tim, percaya diri, terampil berkomunikasi dalam berbagai bahasa, memiliki jiwa leadership agar mampu bersaing di era globalisasi dalam rangka menghadapi MEA ataupun AFTA.
Demikian peluang dan tantangan prodi PTAg yang terungkap dalam sesi FGD (focus group discussion) lokakarya pengembangan kurikulum prodi PTAg Sabtu, 21 November 2015. Lokakarya pengembangan kurikulum diselenggarakan dalam rangka pengembangan prodi PTAg dengan mengambil tema peningkatan kompetensi lulusan prodi PTAg melalui peningkatan kerjasama dengan stakeholders. Menurut ketua panitia Mustika NH, S.TP., M.Pd yang juga merupakan ketua tim pengembang kurikulum prodi PTAg, lokakarya pengembangan kurikulum tersebut bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kurikulum prodi PTAg agar relevan dengan kebutuhan stakeholder dalam hal ini SMK, industri juga instansi terkait. Kegiatan tersebut menjadi rangkaian acara pengokohan kerjasama prodi PTAg dengan stakeholders yang menghadirkan kepala sekolah, juga ketua program keahlian agribisnis hasil pertanian dari beberapa SMK di Jawa Barat diantaranya SMKN 4 Garut, SMKN 1 Cidaun Cianjur, SMKN 1 Kuningan, SMKN 2 Cilaku, SMKN 1 Cibadak Sukabumi, SMKN 2 Indramayu. Juga praktisi industri dari PT. Mondelez International, PT. Bimandiri Agro Sedaya, dan instansi Distanpang Jabar, Balitsa, BPPT Serpong Tangerang.
Sesi FGD berlangsung hangat dan dinamis sehingga prodi PTAg mendapatkan banyak saran dan masukan berharga dari seluruh undangan yang hadir. Hasil FGD dalam lokakarya kurikulum tersebut akan menjadi bahan dalam pengembangan kurikulum prodi PTAg demi peningkatan kompetensi lulusan.
Dekan FPTK, dalam sambutan penutupnya, mengucapkan terimakasih kepada seluruh stakeholder yang hadir pada kegiatan lokakarya kurikulum dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas masukannya demi pengembangan prodi PTAg.
Seluruh rangkaian acara lokakarya kurikulum dan pengokohan kerjasama prodi PTAg dapat berjalan lancar atas bantuan kerjasama dari berbagai pihak khususnya civitas akademik prodi PTAg.
–mnh–