Mawapres PTAg Kembali Meraih Peringkat Ke-2 Mawapres FPTK

Mawapres PTAg kembali meraih peringkat ke-2 dalam seleksi mawapres (mahasiswa berprestasi) tingkat Fakultas yang diselenggarakan pada hari Senin, 29 Januari 2018 di auditorium FPTK UPI. Lili Nailufhar berhasil meraih 100.69 poin, selisih 6 point dari mawapres FPTK peringkat ke-1. Poin tersebut, membawanya mencapai prestasi yang sama dengan Mawapres PTAg tahun 2017. Capaian prestasi ini tentunya diperoleh dengan upaya yang maksimal, dimulai dari ide penyusunan karya ilmiah yang berkontribusi pada perwujudan Sustainable Development Goals (SDGs) sampai perjalanan untuk mendapatkan apresiasi sebagai mahasiswa berprestasi tingkat program studi.

Segala sesuatu yang telah diusahakan berawal dari tiga kata yang menjadi motto hidup mahasiswi ini, yakni doa, kepercayaan dan keyakinan. Dengan kepercayaan bahwa semua orang dapat berprestasi akan selalu membawa keyakinan bahwa semua akan bisa dilalui tentunya dengan iringan doa yang selalu dipanjatkan.

Pemilihan mahasiswa berprestasi di tingkat fakultas memberikan kesan yang indah bagi Lili Nailufhar. Pemaparan karya ilmiah yang berjudul “Biocharcoal Production Based on Banana Peel To Be An Adsorbent of Heavy Metal for Cleaned Water Processing”, berhasil dipresentasikan Lili dalam bahasa Inggris dan Arab yang menarik perhatian dewan juri (tim penilai seleksi mawapres FPTK).

[wppa type=”slideonly” album=”75″]Any comment[/wppa]

Selain itu, adanya kesempatan untuk berbicara dalam bahasa Korea pada sesi wawancara, memberikan kesempatan kepada Lili untuk menunjukkan bakatnya dalam penguasaan berbagai bahasa. Tim penilai pun terenyuh saat Lili melantunkan ayat suci Al-Quran setelah salah satu tim penilai mendaulatnya untuk melanjutkan pembacaan salah satu ayat al-Quran. Pada sesi wawancara terungkap jika mahasiswi berhijab ini sudah menghafal Al-Quran sejak Ia duduk di bangku sekolah di Aceh. Semoga istiqomah..

Proses seleksi mawapres ini juga memberikan pengalaman baru yang menarik bagi Lili, karena Ia dapat berkenalan dengan mahasiswa berprestasi dari departemen lain di lingkungan FPTK. Pengalaman tersebut, menyadarkan Lili bahwa kecerdasan tidak terbatas pada nilai akademik saja tetapi soft skill, kemampuan berkomunikasi, dan apresiasi prestasi menjadi kesatuan utuh yang harus dimiliki seorang mahasiswa.

Lili berpesan bahwa segala sesuatu harus dipersiapkan dengan baik, bahwa mendapatkan indeks prestasi (IPK) yang tinggi saja ternyata tidak cukup, banyaknya prestasi yang diakui di tingkat internasional dan nasional menjadi nilai lebih yang sangat dipertimbangkan. Kemampuan berbahasa asing dengan baik juga menjadi salah satu kunci dalam penilaian mahasiswa berprestasi.

Selamat Lili atas capaian prestasinya, barakallah…
Semoga menginspirasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri lainnya untuk selalu bersemangat dan pentang menyerah dalam meningkatkan dan menunjukkan semua kompetensi yang dimiliki.

-ShM & MNH-