Novita Purnamasari Hendarmin, S.Pd (22) terpilih sebagai salah satu lulusan terbaik pada acara wisuda gelombang I Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2020. Ia memulai perjalanannya menjadi mahasiswa pada tahun 2015 di kampus Universitas Pendidikan Indonesia dan menyelesaikan studinya pada 30 Desember tahun 2019. Banyak proses yang harus Ia lalui sebelum bisa mencapai posisi itu. Sama seperti mahasiswa lainnya, Ia memiliki banyak impian untuk dipersembahkan kepada kedua orang tuanya. Tentu tidak mudah untuk mencapai impiannya itu, banyak rintangan yang harus dihadapi.
“Dari masa SMA ingin punya piagam penghargaan yang bagus sebagai hadiah untuk orangtua, beberapa kali mengikuti lomba hanya bisa membawa pulang selembar sertifikat sebagai peserta. Adapun satu penghargaan yang tertinggi yang pernah diraihnya adalah juara 3 tingkat regional 1 Dental Medicine Intellectual Challenge 2014 dan mendapatkan sebuah medali.”
Ketika menjalani masa perkuliahan masih ada impian-impian untuk mendapatkan piagam yang lebih tinggi. Akhirnya gadis berhijab kelahiran Bandung ini memutuskan untuk bergabung di UKM LEPPIM (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Intelektual Mahasiswa) UPI dengan menaruh harapan besar di sana. Namun kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan, persaingan di tingkat perguruan tinggi jauh lebih sulit. Dari tahun 2016 mengikuti berbagai kompetisi, akhirnya baru bisa lolos ke laga final pada akhir tahun 2018. “Alhamdulillaah lolos lomba Agribusiness Business Plan Competition 2018 sebagai finalis. Ketika itu merupakan pertama kalinya presentasi di hadapan banyak audiens. Meskipun tidak juara tapi menjadi pengalaman yang luar biasa”.
Awal tahun 2019, muslimah yang sempat menjadi santri siap guna (SSG) Da’arut Tauhid angkatan 35 itu, tidak ikut berbagai berkompetisi lagi walaupun semangat berkompetisi saat itu masih membara. Ia menyadari bahwa sebagai mahasiswa tentunya harus menuntaskan kewajiban studinya dengan tepat waktu dan harus fokus pada tugas akhir. Rintangan demi rintangan untuk menyelesaikan tugas akhir terus berdatangan, hingga akhirnya ia tidak bisa mengikuti wisuda gelombang 3 (Oktober 2019). Ada rasa kecewa karena khawatir hal itu membuat orang tuanya sedih. Meski demikian Ia hanya berharap lulus dan bisa mengikuti wisuda gelombang berikutnya dengan predikat cumlaude. “Harapan itu Allah kabulkan, bahkan Allah memberikan lebih bukan hanya cumlaude, tetapi juga menjadi lulusan terbaik tingkat Fakultas” Alhamdulillah…
Ia tidak menyangka dirinya menjadi lulusan terbaik dan mendapat 2 piagam penghargaan, yaitu sebagai wisudawan terbaik Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri dan sebagai lulusan terbaik jenjang sarjana pada wisuda gelombang I 2020. Suatu piagam yang membanggakan dan kemudian Ia persembahkan kepada kedua orang tuanya. Ia begitu bersyukur atas apa yang telah dicapainya. Prosesi wisuda ini juga membuat orang tuanya merasa bangga, terharu, dan terhormat karena mendapatkan karangan bunga dan berjabat tangan langsung dengan rektor UPI.
“Terima kasih kepada orang tua yang selalu mendukung, dosen yang selalu membimbing, dan teman-teman yang selalu menemani. Saya hanya orang biasa saja tapi Allah-lah yang selalu menjaga dan memberikan yang terbaik bagi saya.”
Barakallah.. we proud of you
Kontributor: YM, NPH