Kisah Para Cum Lauders (Part-8): Predikat Ini adalah Hadiah untuk Orangtua

Alhamdulillah sangat senang luar biasa dengan pencapaian ini.. mengingat sudah lama juga saya tidak pulang ke rumah karena memang mengejar untuk cumlaude. Akhirnya semuanya terbayarkan, bisa memberikan hadiah ijazah kepada orang tua dengan predikat cumlaude..”, tutur Lili Nailufhar dengan binar bahagia selepas dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude pada sidang skripsi FPTK UPI, Jumat 26 April 2019. Pencapaian ini menjadikannya sebagai lulusan pertama dan tercepat (3.6 tahun) diantara teman-teman seangkatannya di prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri (PTAg).

Mahasiswi berhijab kelahiran Krueng Geukueh, 31 Agustus 1997 ini memang sudah lama tidak berjumpa dengan orang tua dan kedua adik kandungnya di tanah kelahirannya, Aceh. Selama menjadi mahasiswa, hanya dua kali Ia pulang ke rumahnya di Dusun Darussaa’dah Desa Seunebok Aceh Timur, yang jika ditempuh dari Banda Aceh mencapai 12 jam perjalanan dengan bus, atau 7 jam perjalanan dari Bandara Kualanamu, Medan.  Putri sulung dari seorang petani ini berusaha untuk mengejar citanya, menahan rindu akan kampung halamannya.  Ia memilih untuk mengikuti perkuliahan semester padat (SP) di masa libur perkuliahan, peralihan semester genap ke ganjil. Perjuangannya ini membuahkan hasil, selain meraih nilai yudisium 3.78, Lili terpilih sebagai mahasiswa berprestasi peringkat ke-2 tingkat Fakultas pada tahun 2018. 

Alumnus Madrasah Aliyah Ulumul Quran, Aceh ini sudah mendulang banyak prestasi sejak usia remaja, diantaranya adalah finalis 10 besar debat bahasa Arab tingkat nasional, juara II cerdas cermat bahasa Inggris tingkat kabupaten/kota, dan juara I cabang tafsir al-quran bahasa Inggris tingkat kabupaten/ kota. Maka, tidak mengherankan jika mahasiswi yang bercita-ctia menjadi dosen ini cukup fasih berbahasa Arab dan bahasa Inggris. Prestasinya berlanjut hingga ditetapkan sebagai mahasiswa berprestasi prodi PTAg tahun 2018. Capaian-capaian tersebut, mengantarkannya meraih berbagai beasiswa selama di kampus UPI, baik dari Pemda Aceh, BNI maupun beasiswa PPA.

bersama teman-teman kampus

Meski fokus untuk studi, Lili tidak menjauhi kegiatan non akademik, Ia merupakan salah satu pengurus inti Himagrin (himpunan mahasiswa agroindustri) UPI. Selain itu, mahasiswi yang hobi membaca ini, beberapa kali menjadi pembicara dalam kegiatan kemahasiswaan di Fakultas juga kegiatan pengabdian masyarakat. Pengalaman kehidupan mahasiswanya berlipat setelah Ia dipercaya menjadi asisten praktikum mikrobiologi pangan di prodi PTAg dan melaksanakan praktik industri di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Bogasari Flour Mills Division, Jakarta.

Bagaimana kesan selama menjadi mahasiswa prodi PTAg?

Saya senang karena prodi PTAg memberikan semua yang dibutuhkan. Saya termasuk tipe orang yang sangat menyukai hal baru, menyukai dunia pendidikan, juga dunia industri. Saya tertarik dengan bagaimana cara mendidik seseorang tapi di samping itu saya juga ingin mengetahui bagaimana suatu industri dijalankan. Di prodi ini, saya mendapatkan keduanya dan merasa siap untuk menjajaki kedua bidang tersebut selepas lulus. Namun demikian, ada hal yang kurang berkenan, terkadang ada beberapa materi yang dibutuhkan oleh guru SMK agroindustri tetapi belum dipelajari di kampus. Tapi alhamdulillah, beberapa waktu lalu, prodi sudah melaksanakan revisi kurikulum sehingga sudah lebih relevan.”

Adakah pesan dan kiat untuk teman-teman yang kini masih berjuang di kampus?

Dalam menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa, selalu berusaha untuk selangkah lebih maju, dibanding orang lain, agar mampu terus semangat. Ketika kita sudah selangkah di depan orang lain, semangat itu akan datang dengan sendirinya“. 

Jangan sampai terlupa, bahwa doa berpengaruh sangat besar. Sebelum melakukan apapun, mintalah doa pada orang-orang terdekat, terutama orang tua. Jika semuanya sudah dilakukan, ikhtiar sudah dimaksimalkan, hasilnya tidak akan mengecewakan asalkan niatnya selalu baik.

tanda cinta dari teman-teman

Selamat Lili, semoga selalu menginspirasi. Barakallah…

-mnh-