Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan, Kontrol Sosial, dan Generasi Penerus: Perlukah Mahasiswa Mengikuti Kegiatan Organisasi Kampus?

Halo Agriners! Topik kali ini akan membahas seputar organisasi kampus yang biasanya menjadi tempat mahasiswa beraktivitas di luar rutinitas akademik sehari-hari. Mungkin sebagian orang terutama mahasiswa baru atau bahkan kamu sendiri masih sering bertanya-tanya “apakah mengikuti organisasi di kampus itu perlu? memangnya apa keuntungannya bagi diri kita?”. Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang lumrah dipikirkan sebagian kalangan mahasiswa. Sejatinya kamu sebagai mahasiswa pasti akan melakukan kegiatan-kegiatan yang tentunya memiliki dampak positif bagi pengembangan diri atau self-growth sebagai bekal mempersiapkan diri di masa mendatang. Nah, pertanyaan selanjutnya adalah “apakah dengan mengikuti organisasi kampus bisa menjadi sarana untuk hal tersebut? apa yang kira-kira perlu dipertimbangkan?”

Sebelum jauh menemukan jawabannya ke sana, pernahkah kamu pernah mencari tahu informasi dari internet, kakak tingkat, dosen, atau dari sumber lainnya tentang macam-macam organisasi di kampus? Tentunya kalian menyadari bahwa organisasi di kampus itu banyak ragam dan jenisnya. Mengawali bahasan kali ini, kita akan telusuri lebih dulu macam-macam jenis organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus, terutama kampus UPI kita tercinta ini.

Setidaknya ada tiga kategori organisasi kemahasiswaan di kampus yang akan diulas berikut ini.

  1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

Organisasi ini seharusnya tidak asing lagi bagi para mahasiswa. Setiap kampus idealnya memiliki organisasi ini untuk mewadahi mahasiswa memperluas jejaring dan relasi, mengadakan forum, perkumpulan, diskusi, pengembangan diri, mengadakan kegiatan sosial, dan semacamnya. BEM juga dikenal sebagai himpunan mahasiswa atau keluarga mahasiswa. Layaknya pemerintahan negara, BEM juga memiliki presiden/ketua BEM.

Ketika kamu menjadi anggota organisasi ini tentunya kamu akan banyak belajar cara berkomunikasi yang efektif, berpikir kritis dan memandang sesuatu secara objektif, bekerja sama dalam kepanitiaan acara, dan masih banyak lagi. Bahkan, tidak jarang kamu juga bisa belajar hardskill dari organisasi ini, misalnya belajar mengenai administrasi dan kesekretariatan, cara menyusun anggaran dan keuangan program kerja, mengoperasikan peralatan teknis, membuat desain dan pamflet informasi, mengelola media sosial resmi organisasi, dan sejenisnya.

2. Senat Mahasiswa

Pernah mendengar Senat Amerika Serikat? Atau pastinya kamu tahu DPR RI? Kesamaannya dengan senat mahasiswa adalah sama-sama “lembaga legislatif”. Kalau tadi bahasan kita adalah BEM sebagai lembaga eksekutif yang menginisasi dan melaksanakan program-program, maka organisasi kampus juga diiringi dengan lembaga legislatif.

Jika kamu bergabung ke dalam organisasi senat mahasiswa, maka lebih kurangnya kamu akan menjalankan tiga fungsi utama senat sebagaimana fungsi DPR. Hayo, masih ingat ketika belajar PPKn dulu sewaktu sekolah? Fungsi lembaga legislatif yang dimaksud adalah legislasi (membuat UU & peraturan), anggaran (menyetujui anggaran program kerja), dan pengawasan kinerja BEM. Keren ya tugasnya berasa jadi pejabat negara nih, mirip dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) DPR RI yang dikemas dalam simulasi sederhana. Softskill kamu untuk berpikir kritis dan rasional, memutuskan perkara, melakukan pengawasan dengan jujur dan teliti, dan gemar untuk berdiskusi dalam forum sangat dibutuhkan dan/atau akan diasahkan di organisasi ini.

3. Unit Kegiatan Mahasiswa

Unit Kegiatan Mahasiswa atau biasanya disingkat UKM adalah organisasi kampus yang menjadi wadah berkumpulnya mahasiswa yang secara spesifik memiliki kesamaan minat, bakat, hobi, atau passion untuk mengembangkan potensi dan kreativitas yang dimiliki mahasiswa. Jadi, bagi kamu yang saat ini masih bingung menemukan potensi dan bakatmu tapi kamu memiliki minat atau ketertarikan untuk mencoba dan menekuni suatu bidang, maka UKM bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa kamu coba.

Sebelum memasuki dunia perkuliahan mungkin kamu mengenalnya dengan ekstrakurikuler. Sebagaimana ekstrakurikuler, UKM juga memiliki banyak ragam dan bidangnya. Misalnya, UKM Bidang Keagamaan, UKM Bidang Keolahragaan, UKM Bidang Seni, UKM Bidang Sains & Keilmuan, dan lainnya. Di UPI, setiap jenis UKM tersebut juga tidak hanya memiliki satu nama organisasi UKM saja, setiap bidang UKM yang sama tidak jarang memiliki lebih dari satu organisasi.

Perlu kamu ketahui, UKM juga menjadi peluang yang besar bagi setiap kampus untuk melahirkan prestasi mahasiswanya di bidang non-akademik loh. Kerap kali UKM akan mengikutsertakan anggotanya ke dalam kompetisi, kejuaraan, atau perlombaan.

Itulah sedikit ulasan awal tentang kategori organisasi kemahasiswaan di tingkat kampus yang perlu kamu pahami terlebih dulu sebagai penambah wawasan, untuk menimbang-nimbang kesesuaian passion, dan juga mengetahui benefit yang bisa kamu peroleh ketika bergabung di dalamnya. Lantas bagaimana korelasinya antara organisasi kampus dengan peran mahasiswa? Apakah berkesinambungan satu sama lainnya?

Kamu sebagai mahasiswa seyogyanya dapat memainkan peran sebagai agen perubahan (agent of change), kontrol sosial (social control), dan generasi penerus yang tidak pernah habis (iron stock). Sesuai status pendidikanmu saat ini yang bertambah dua suku kata dari siswa menjadi “maha”-siswa tentunya ada tuntutan lebih yang seharusnya menjadi pecutan untuk lebih berkembang dan maju, baik pola pikir maupun cara bersikap dan bertindak.

  • Sebagai agen perubahan, mahasiswa diharapkan peka terhadap situasi sekitar dan turut andil menjadi pelopor perubahan ke arah yang lebih baik menuju perbaikan bagi kemaslahatan publik. Agen perubahan mesti siap berkontribusi dengan menghasilkan pemikiran positif atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat. Adapun mahasiswa sebagai jembatan aspirasi antara masyarakat dengan pemerintah pun dapat dilakukan melalui mekanisme diplomatis. Tentunya, ini memerlukan buah pemikiran kritis, attitude yang baik–mencerminkan pemuda intelektual dan pembelajar, dan kecakapan berkomunikasi yang ideal.
  • Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dengan kecakapan intelektual dan kepekaan sosialnya diharapkan mampu menjadi sosok pengontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa dituntut mampu untuk mengobservasi, mengidentifikasi, mengkritisi, dan memunculkan solusi terhadap isu-isu dan permasalahan yang dialami oleh masyarakat. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat itu sendiri, sehingga sebagai mahasiswa sejatinya akan berusaha memberikan kontribusinya dalam mengupayakan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.
  • Sebagai iron stock, mahasiswa beregenerasi dari waktu ke waktu menjadi pribadi yang lebih baik. Unggul dalam kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosional agar dapat mempersiapkan diri sebagai aset masa depan bangsa dan calon pemimpin bangsa. Acap kali tersebar ujaran “student now, leader tomorrow”. Kamu sebagai mahasiswa di masa kini sejatinya sedang bersiap untuk menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Usahamu saat ini akan menjadi aset bagimu sendiri dan dirimu yang sedang berproses di masa kini akan menjadi aset bangsa di bangsa depan.

Setelah mengetahui kategori organisasi kampus dan membedah secara ringkas peran mahasiswa, sudahkah kamu menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan mendasar di awal topik? Sudah saatnya kamu memiliki pilihan dan berusaha untuk memanfaatkan masa-masa sebagai mahasiswa dengan sebaik-baiknya.

Perlu atau tidaknya bergabung ke dalam organisasi kampus tentunya tidak ada jawaban paling akurat yang diakui secara universal. Setidaknya setelah membaca uraian-uraian di atas, kamu dapat memetakan pikiranmu dan memunculkan jawaban presisi yang tentunya kembali kepada tujuan dan kapabilitas pribadi kamu sendiri selama menjadi mahasiswa.

Keuntungan paling utama yang bisa kamu peroleh dengan mengikuti organisasi kampus adalah memperluas koneksi rekan dan pertemanan, menjadi sarana mengembangkan potensi diri (minat dan bakat), dan mengasah softskill dan hardskill. Semua itu bisa menjadi asetmu sendiri di masa yang akan mendatang. Bahkan, jika kamu memasuki memasuki tahapan magang saat berkuliah (di industri/perusahaan/instansi pendidikan) atau hingga dunia kerja dan keprofesian, sadar ataupun tidak disadari semua yang telah kamu asah dan pelajari dari berorganisasi akan menjadi sebagian kontribusi atas kesiapan diri kamu pada saat memasuki tahapan itu. Namun, perlu dipertimbangkan juga beberapa tantangannya jika kamu mengikuti kegiatan organisasi kampus seperti kamu harus mempersiapkan waktu ekstra di luar rutinitas akademikmu, kamu harus mampu mengatur skala prioritas, berkomitmen untuk menjadi anggota organisasi yang bertanggung jawab, dan sejenisnya.

“Kampus itu bukan soal IPK, tapi soal pengalaman yang kalian dapatkan, memori yang kalian ciptakan, jejaring yang kalian bentuk. Jadi mahasiswa itu jangan cuma jadi calon tenaga kerja, tapi untuk jadi calon pemimpin bangsa.”

“Mahasiswa tidak bisa hanya tercetak dari orang cerdas yang terpenjara di dalam kelas.”

–Najwa Shihab

Referensi

Istichomaharani, I. S., & Habibah, S. S. (2016). Mewujudkan peran mahasiswa sebagai agent of change, social control, dan iron stock. In Prosiding Seminar Nasioanal dan Call For Paper ke (Vol. 2, pp. 1-6).
www.gramedia.com/literasi/peran-mahasiswa/
www.masuk-ptn.com/artikel/detail/macam-macam-organisasi-kampus

Kontributor: A.F.I. Faturohman (Ketua BEM Himagrin UPI – 2021)