Kisah Para Cum Lauders (Part – 6): Amanah tidak akan salah memilih pundaknya

tiga yang pertama

“Memang amanah tidak akan salah memilih pundaknya”, kata-kata itu yang selalu teringat di benaknya, selama Ia menjalani kehidupan kampus di UPI.

Bagi Lani Meita Indah Furi, kuliah berikut tugas-tugasnya, praktikum bersama laporan-laporan praktikumnya, praktik industri di salah satu perusahaan susu ternama di Indonesia, riset agroindustri, KKN, praktik PPL di salah satu SMK, penelitian skripsi,  adalah amanahnya sebagai mahasiswa. Pun beraktifitas di Himpunan Mahasiswa Agroindustri (Himagrin) sejak berstatus anggota muda, mengikuti rangkaian kaderisasinya hingga menjadi ketua departemen keuangan adalah amanah yang memberinya pengalaman berharga dan mengajarkan apa artinya belajar. Belajar bagi muslimah kelahiran Bandung, 11 Mei 1996 ini bukan hanya ketika kuliah dan menjadi mahasiswa biasa saja. Aktifitasnya di organisasi kemahasiswaan adalah salah satu pembelajaran berharga dalam berinteraksi, berkomunikasi, berkolaborasi dan memecahkan masalah bersama.

Amanah lain bagi mahasiswi yang bercita-cita menjadi guru dan pengusaha ini adalah membersamai mamah yang diberikan kepercayaan berupa ujian dari Allah semenjak Ia menjadi siswa SMAN 15 Bandung hingga sekarang. Sejak kurun waktu tersebut, lebih dari 5 tahun lamanya, sang mamah harus menjalani cuci darah seminggu 2 kali di salah satu rumah sakit di Bandung, karena gangguan ginjal yang dideritanya.

“Sejatinya, saat SMA saya punya banyak mimpi untuk bisa kuliah di perguruan tinggi di luar Bandung, tapi saya harus mengubur itu dalam-dalam, semata-mata ikhlas untuk mamah seorang. Saya ikhlas, karena saya yakin bisa membagi waktu saya untuk cita-cita akademik dan untuk bisa selalu di samping mamah..”

Bagi sulung dari dua bersaudara ini, kehendak Allahlah yang menempatkannya di kampus terbaik, UPI Bandung yang memungkinkannya selalu bisa menemani mamahnya “singgah” di rumah sakit, setiap hari Rabu dan Minggu. Rutinitas ini, terus Ia jalani hingga kini. Lani masih mengingatnya, dimana Ia menunggu antrian bimbingan skripsi di hari Rabu bersama teman-temannya di prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri.

Tak jarang, ketika Ia mendapat giliran bimbingan terakhir atau pun di tengah-tengah, selalu ada telepon yg masuk,  “teteh bisa ke rumah sakit?”, dan seketika itu, Ia langsung memakai tas, berangkat untuk menemui mamah.  Satu hal yang selalu terfikirkannya adalah bahwa Ia tak pernah tahu, hingga kapan usia seseorang, baik itu usianya maupun usia orang tuanya…..

Terasa berat? Tentunya.., terlebih ketika Ia dituntut cepat dan fokus menyiapkan seluruh persiapan ujian sidang sarjana, tetapi Ia sadar ada seseorang yang mengharapkan kehadirannya dan menemaninya. Tapi, lagi-lagi ia selalu teringat bahwa amanah tak pernah salah memilih pundak, dan Allah memberikan pundak-pundak yang lain untuk sekedar bersandar beberapa saat,, teman-temannya lah yang menguatkannya, mendukung dan senantiasa menyemangatinya.


Lantas, bagaimana kiat-kiatnya sehingga bisa menyelesaikan studi dalam jangka waktu relatif cepat dengan yudisium tertinggi pada ujian sidang kemarin?

“Saya bukan orang yang jenius, hanya orang biasa yang selalu punya keinginan membahagiakan kedua orang tua.  Itu saja bekalnya:)”

“Jangan pusing dengan hanya memikirkan saja, tapi ayo mulai mengerjakan. Ketika merasa malas, ingat orang tua yang selalu tidak kenal malas untuk membahagiakan anaknya. Ketika bosan, ingat orang tua yang selalu tidak kenal bosan untuk selalu bisa mendoakan anaknya. Sekalipun merasa lelah, ingat orang tua yang tidak mengenal kata lelah untuk selalu memenuhi kebutuhan anaknya. Juga, jangan pernah takut bersikap loyal kepada organisasi karena dengannya kita belajar me-manage waktu dengan baik. Jangan pernah menciptakan rasa ambisius di dalam diri terhadap sesuatu, tapi ciptakanlah rasa ambisi.  Slow but sure 🙂 Jangan lupa, di setiap langkah, senantiasalah meminta doa kepada Allah swt dan kedua orang tua”, demikian tips seorang Lani yang berkeinginan memiliki keluarga bahagia dan merintis usaha bidang kuliner dalam rencana jangka panjangnya.

“Ucap syukur Alhamdulillah kepada Allah atas semua yang telah diberikannya hingga detik ini, juga kepada orang tua, dosen-dosen prodi PTAg terkhusus kedua dosen pembimbing tercinta yang selalu memberi arahan dan motivasi, dan sahabat-sahabat tercinta yang selalu mendoakan dan memberi support. Alhamdulillah..”, tutup Lani, yang berencana melanjutkan bisnis yang sedang berlangsung juga melanjutkan sekolah S2 dalam rencana jangka pendeknya.

Barakallah Lani, semoga selalu menjadi putri solehah yang cerdas kebanggaan kedua orangtuanya..dan menjadi salah satu inspirator (to be continued)

-MNH-