Himagrin sukses menggelar AGROFEST 9

Sejak hari Rabu, 8 November 2017, mahasiswa-mahasiswa prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri (PTAg) terlihat wara-wiri menyambut tamu dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia juga siswa-siswa SMK yang akan mengikuti LKTIN (lomba karya tulis ilmiah nasional) dan SFQ (Smart Food Quiz). Beberapa mahasiswa PTAg lainnya tampak sibuk mempersiapkan perhelatan tahunan Himagrin (Himpunan Mahasiswa Agroindustri), AGROFEST. Tahun 2017 ini, AGROFEST (Agroindustry for Education Science and Technology) adalah yang kesembilan kalinya digelar himagrin.

AGROFEST 9 digelar sejak Kamis 9 November hingga Sabtu, 11 November 2017 di kampus UPI Bandung. Rangkaian kegiatan AGROFEST 9 diawali dengan grand final LKTIN tingkat perguruan tinggi dan tingkat SMA/SMK juga SFQ yang dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FPTK, Dr. Iwa Kuntadi.

Hari ke-2, Jumat 10 November 2017, panitia AGROFEST 9 menghadirkan 3 pakar dalam seminar nasional  dengan topik “Strategi kreatif dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai Negara bebas Food Loss and Food Waste”. Seminar Nasional AGROFEST 9 yang berlangsung di auditorium JICA FPMIPA UPI tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor UPI, Dr. Edi Suryadi, M.Si dan dihadiri oleh Dekan FPTK juga Kaprodi Pendidikan Teknologi Agroindustri (PTAg) UPI.  Direktur Sekolah Bisnis IPB, Arief Daryanto, PhD. hadir sebagai narasumber sesi pertama seminar yang dimoderatori oleh Mustika NH, S.TP., M.Pd. Menurut narasumber yang juga merupakan Adjunct Profesor, Business School, University of New England, Australia, upaya mewujudkan negara bebas Food Loss and Food Waste dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, mulai dari sejak produksi (budidaya tanamannya), penanganan pasca panen dan penyimpanan, pengemasan, distribusi hingga tahap konsumsi.  

Prof. FG. Winarno, guru besar Pangan dari IPB hadir sebagai narasumber sesi ke-2 seminar nasional AGROFEST 9 dengan moderator Shinta Maharani, S.TP., M.Sc. Prof. Winarno memberi inspirasi mengenai upaya transformasi mengubah limbah menjadi rupiah. Menurutnya, beberapa limbah pertanian seperti limbah padi dan penggilingan beras, limbah kelapa, limbah pertanian – serangga berpotensi dijadikan pakan dan pangan. Contohnya, adalah bekatul yang merupakan limbah dari penggilingan beras, berpotensi dijadikan makanan dan minuman fungsional karena kandungan antioksidannya, juga sebagai meat analog karena sifatnya yang hypoallegenic.

Pada sesi terakhir seminar nasional, sejatinya akan dihadiri oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Namun demikian, beliau berhalangan hadir, sehingga diwakili oleh Ibu Elly Washliyah dari dinas pertanian kota Bandung. Beliau menyampaikan materi tentang kebijakan pemerintah dalam menyikapi Food Loss and Waste yang dipandu oleh moderator alumni PTAg yang kini sedang menempuh studi magister, Indah Khoerunnisa, S.TP. Alhamdulillah, ketiga narasumber telah memberikan inspirasi dan wawasan berharga bagi ratusan peserta yang antusias menghadiri seminar nasional AGROFEST 9.

Rangkaian kegiatan AGROFEST 9 ditutup dengan FESAFOR (Agrofest Art Performance) yang merupakan pentas seni AGROFEST 9. Acara ini mengangkat tema “AFTERSLOW” (Agrofest Concert Sustainable Living Without Waste). FESAFOR yang berlangsung pada hari Sabtu, 11 November 2017, di lapangan parkir Museum Nasional UPI, dimeriahkan dengan penampilan seni hiburan dari UKM-UKM yang berasal dari UPI serta penampilan kabaret dari mahasiswa prodi PTAg angkatan 2017. FESAFOR juga turut dimeriahkan oleh salah satu Guest Star yaitu Mustache and Beard.

Ucap syukur alhamdulillah dipanjatkan, AGROFEST 9 telah sukses digelar. Semoga memberi manfaat bagi masyarakat juga memberi kontribusi bagi pendidikan dan kemajuan pertanian Indonesia.