Kisah Para Cum Lauders (part-2): Hadapi, Hayati, Nikmati

“Hadapi, hayati, nikmati..Innallaha Ma’ana..Allah selalu bersama kita”, demikian motto hidup yang mengantarkan Nur Agni Alvina meraih gelar S.Pd. dengan yudisium cumlaude pada ujian sidang sarjana prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri (PTAg) Rabu, 25 Januari 2017. Mahasiswi berhijab yang akrab disapa Agni ini, berhasil menyelesaikan studi S1 dalam kurun waktu yang cepat yaitu 3 tahun 5 bulan, menyusul rekan seangkatannya, Sari Nurmayani yang telah lulus 1 bulan sebelumnya. Prestasi yang berhasil diraihnya tidak hanya lulus cepat saja, melainkan dengan capaian IPK tertinggi yaitu 3.94 dari skala 4, nyaris sempurna. Transkrip nilai dari mahasiswi kelahiran Bogor, 29 Desember 1993 bertabur huruf A, hanya ada 3 mata kuliah saja yang meraih huruf mutu B.

Luar biasa! Membanggakankah? Jawabannya terpancar dari air mata bahagia sang ibu yang turut hadir saat putri sulungnya mengikuti ujian sidang kemarin. Benarlah kasih sayang ibu tak berbatas, “saya hanya ingin men-support Agni”, ungkap ibu berhijab yang berdomisili di Bogor itu. “Saya bersyukur dan bahagia,  Agni bisa sampai pada titik ini karena saya sangat tahu perjuangannya. Semester lalu, Agni PPL di SMK kuningan sambil mengerjakan skripsinya. Kemarin pun ia menyelesaikan skripsinya sambil mengajar di sekolah binaan yayasan Rumah Zakat” kisahnya dengan pancaran mata kebanggaan. Percayalah, tak ada yang lebih membahagiakan seorang ibu selain menyaksikan buah hatinya berhasil meraih citanya.

Pernahkah Agni menduga akan lulus cepat dengan IPK tertinggi?
“Sebetulnya, Agni tak menduga akan bisa sampai pada titik ini. Alhamdulillah, hanya rasa syukur yang dapat dipanjatkan dan terus berdoa semoga capaian ini tidak semata hanya perolehan IPK, tapi diimbangi dengan soft skill yang mumpuni. Pun Agni menyadari masih mempunyai PR besar untuk terus mengembangkan diri agar dapat berkompetisi di dunia luar kampus” Mahasiswi yang hobi bercerita dan travelling ini menambahkan, “IPK yang diperoleh, Agni anggap sebagai reward dari hasil perjuangan selama ini. Semoga hal ini menjadi salah satu persembahan yang membanggakan untuk orang tua.”

Usaha tak akan mengkhianati hasil. Setiap kita akan memiliki medan perjuangan tersendiri, pun dengan mahasiswi yang bercita-cita menjadi pendidik ini. “Perjuangan masuk kuliah ini bukan hal yang mudah. Orientasi Agni, sebagai lulusan SMAK (Sekolah Menengah Analis Kimia) Bogor saat itu adalah bekerja, karena Agni ingin membantu orang tua yang hanya berdagang di rumah. Agni sempat melamar bekerja ke beberapa industri, mengikuti beberapa tes ke luar kota, tapi rupanya Allah punya takdir lain. Alhamdulillah orang tua men-support untuk daftar kuliah. Takdir Allah itu indah, setelah melalui berbagai rangkaian perjalanan tes hingga akhirnya Agni tertakdirkan menjadi bagian dari prodi PTAG, kampusnya calon guru, yang memang merupakan cita-citanya.” Perjuangan itulah yang menguatkan tekadnya untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang Allah berikan.

bersama dosen prodi PTAg dan teman seperjuangan ujian sidang

Adakah tips trik khusus agar lulus cepat dan cumlaude?
Bagi putri sulung dari 3 bersaudara ini, kuliah bukanlah beban atau amanah yang harus diselesaikan belaka, tetapi ia selalu berusaha untuk menikmati, ikhlas dalam menerima tugas dan berani menghadapi prosesnya, insyaAllah selalu diringankan dalam menjalankannya. Ketika kuliah sering berdiskusi mengenai materi yang tidak dipahami baik bersama teman, kakak tingkat, dosen, teman jurusan lain, bahkan teman universitas lain, juga laboran tanpa harus takut dan malu karena insyaAllah banyak ilmu baru yang diperoleh dan menunjang perkuliahan di kampus. Selain itu, sesuai dengan motto hidupnya “Innallaha Ma’ana”, habluminallah (hubungan dengan Allah) harus selalu dijaga dengan baik, bermohonlah kepada Allah pada setiap proses yang dijalani, memintalah kepadaNya sekecil apapun melalui doa-doa sesering mungkin. Habluminannas (hubungan dengan manusia) pun adalah hal yang harus dijaga dengan baik, sesuai dengan visi hidup Agni “menjadi bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia”. Satu hal yang menarik, ternyata Agni terbiasa menuliskan target-target hidupnya dalam dinding kamarnya dan akan diberi checklist jika target tersebut sudah tercapai

Haruskah fokus kuliah saja agar lulus prestatif?
Menurut mahasiswi peraih beasiswa PPA, Pemprov Jabar dan KSE (karya salemba empat) ini, pada setiap proses belajar yang dijalani sebisa mungkin selalu fokus untuk belajar di dalam kelas sehingga setelah keluar kelas hanya tinggal mengulang dan berlatih. Dengan demikian, waktu luang di luar kelas digunakan untuk kegiatan lainnya seperti organisasi. Selama studi S1, Agni pernah menjadi bagian Protokoler Mahasiswa UPI, BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Himagrin, DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) Himagrin, PAS (Pembinaan Anak Salman) ITB, Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) UPI. Selain itu,  Agni pun terkadang menjadi guru privat untuk menambah bekal kuliah yang cukup besar. Keterlibatan dalam organisasi, aktivitas di luar kampus melatih dirinya dalam manajemen waktu, menyeimbangkan antara tugas kuliah dan amanah organisasi, aktivitas luar kampus, sehingga tidak ada yang terlantarkan. Ia selalu ingat bahwa yang menjadi motivasi besarnya adalah tidak ingin mengecewakan orang tua dan keluarganya.


Insyaallah dengan capaian Agni hingga titik ini, orang tua tidak kecewa, namun bahagia dan bangga, begitupun dengan sivitas akademika prodi PTAg. Barakallah,, selamat berjuang mencapai target hidup lainnya. Semoga capaian prestasinya dapat menginspirasi keluarga prodi PTAg.

-mnh-