Mengejar Mimpi (part 2): Jalan Terang Mengejar Mimpi

Dukuh Kaluwuluh, salah satu dusun di desa Cluntang kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali menjadi tempat yang paling dirindukan saat Jujuk menimba ilmu di Shoufeng Taiwan. Masa kecil Jujuk dihabiskan di Dukuh Kaluwuluh, salah satu dusun teratas yang berjarak 7.3 km dari puncak gunung Merapi. Hal itu menjadikan lahan di sekitarnya subur, sehingga mayoritas penduduk Kaluwuluh adalah petani. Lokasi dusun tersebut cukup jauh dari kota. Ketika SMP, Jujuk memerlukan waktu 1 jam untuk berjalan kaki menuju terminal angkot agar sampai ke sekolahnya yang terletak di kota. Akses jalan menuju kota dari Kaliwuluh saat itu sebenarnya cukup bagus hanya saja tidak ada angkutan umum yang menjangkau langsung dusun tersebut. Saat pulang sekolah, Jujuk memerlukan waktu lebih lama lagi menuju rumahnya, sekitar 1,5 jam berjalan kaki dari terminal angkot karena kontur jalannya yang menanjak.

12009670_10203571205679176_537473855025721061_n

Jauhnya sekolah bukan alasan untuk mengeluh dan berputus asa. Jalan yang menanjak memberi harapan bahwa mimpi itu bisa dicapai dengan usaha menitinya. Allah akan selalu memberi jalan bagi hambaNya yang bersungguh-sungguh dan memiliki kemauan yang kuat.

Kemauan, prinsip itu yang cukup melekat pada diri Jujuk saat menjadi siswa SMK Mojosongo. Jujuk mau berpartisipasi dalam berbagai perlombaan kala itu entah akan menang atau tidak. Ia pernah mengikuti lomba pidato bahasa Indonesia, pidato bahasa Inggris tingkat SMK, lomba cerdas cermat amandemen UUD 1945 meski tidak mendapatkan kemenangan. Hal itu tidak menciutkan kemauannya, hingga ia pernah mengikuti lomba pidato bahasa Jawa tingkat SMK se-kabupaten Boyolali dan meraih juara ke-2.

Prestasi yang paling dikenangnya dalam perlombaan adalah LKS (Lomba Kompetensi Siswa) SMK tahun 2008. Jujuk meraih juara pertama pada perlombaan LKS SMK tingkat provinsi tersebut sehingga ia berhak mengikuti kompetisi tingkat nasional yang diadakan di Makasar. Saat itulah kali pertama Jujuk naik pesawat dan berkat lomba tingkat nasional tersebut, ia mendapat sertifikat yang cukup berharga dan dihadiahi reward sebesar 10 juta karena berhasil meraih juara ke-2. Prestasi dalam LKS itu pula yang memberanikan Jujuk mengungkapkan keinginannya untuk kuliah kepada Bapaknya.

12341226_10203905739562314_848843106986016716_n

Keinginan, kemauan Jujuk untuk kuliah diketahui oleh Kepala SMK Mojosongo. Mengingat Jujuk berasal dari keluarga kurang mampu, sehingga reward lomba yang biasanya dipotong 50% untuk menggantikan biaya operasional selama percobaan/ praktek persiapan LKS menjadi hanya dipotong 20%. Reward lomba tersebut, dijadikannya modal awal untuk biaya akomodasi pendaftaran kuliah ke luar kota dan biaya hidup untuk kuliah di semester awal.

Allah akan memberi rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka bagi hambanya yang bertawakkal, itu yang dialami Jujuk. Demi mengetahui prestasi Jujuk dan kemauan kuatnya untuk kuliah, Pemda Jawa Tengah kala itu memberi penghargaan juga kepadanya senilai 7,5 juta rupiah. Uang itu, ia belikan laptop untuk persiapan kuliah.

Jalan mengejar mimpi itu tidak selalu mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Rangkaian lomba yang diikuti Jujuk, membuatnya terlambat mendaftarkan diri dalam SNMPTN. Informasi lain menghampirinya bahwa peluang mendapatkan beasiswa di VEDCA (Vocational Education Development Centre for Agriculture) Cianjur cukup tinggi. Akhirnya, berbekal info tersebut, Jujuk mendaftar S1 ke VEDCA Cianjur yang masa pendaftarannya lebih lambat dari kampus pada umumnya. Saat Jujuk mendatangi VEDCA, ternyata sedang tidak ada beasiswa, tapi ia tetap memberanikan diri untuk mendaftar. Iseng-iseng berhadiah, jika pun benar-benar tidak ada beasiswa, ia tidak akan jadi kuliah di sana karena biayanya akan berkali lipat dibandingkan kuliah di sekitar Solo.

Jalan terang mengejar mimpi itu terbit di saat yang tepat. Alhamdulillah, pada saatnya Jujuk dinyatakan diterima kuliah dan mendapatkan beasiswa yang kala itu ada program kerjasama antara VEDCA dan UPI yang membuka program studi pendidikan teknologi agroindustri. Tahun 2008, resmilah Jujuk tercatat sebagai mahasiswa S1 program studi pendidikan teknologi agroindustri UPI kerjasama dengan VEDCA.

Bersambung….

-mnh-